Laman

Selasa, 04 April 2017

April Girls... Abadilah Sepanjang Masa

April Moment 2013, selalu ada cara mengekspresikan bday party
Selamat Datang April... bulan yang selalu kutunggu kedatangannya, berbagai momen bahagia ada disana, mulai dari Family Birthday (bayangin aj mulai dari tanggal 2,7,13,14,15,20 sama 28 ada yang ultah. Deret tanggal diatas diisi oleh kakak, ponakan, ipar, papa, dan tentunya saya sendiri, hehe...), juga temen2 deket juga banyak yang ultah di bulan ini, bayangin kalau lagi dapet traktiran makan, full sudah jadwalnya.
Kedekatan kami tak sebatas sahabat, tapi seperti keluarga
(Tati, Aq n my Mom)

Semua orang pasti punya kisah tersendiri tentang perjalanan hidupnya, suka duka yang dialaminya, pertemanan dan persahabatan yang terjalin, iy kan Silviana Noerita?

Kali ini aku ingin menceritakan tentang persahabatan kami, antara Aku, Eka Dewi  dan Kantati..
Kami berasal dari latar belakang yang berbeda, Agama yang berbeda, Suku dan bahasa pun beda, yang pada akhirnya kami bisa menjadi satu keluarga, bukan cuma tentang kami bertiga, tapi juga dengan keluarga kami.

Aku mengenal Eka Dewi beberapa tahun silam, tepatnya pertengahan tahun 2004, saat itu kami sama-sama ada kegiatan di gedung ungu.
Eka merupakan kakak 14 hari buatku, kami lahir dihari, bulan dan tahun yang sama, hanya terpaut 14 hari saja. Awalnya pertemanan seperti biasa, berbicara ala kadarnya, selesai kegiatan, kami kembali ke kehidupan kami masing-masing. Tapi pertemanan itu menjadi lebih intens tatkala kami memutuskan untuk kost ditempat dan kamar yang sama. Aktivitas sehari2 pun sering kami lakukan bersama. Tak ada lagi rasa canggung. Meskipun kami bekerja di tempat yang sama, namun eka ga pernah kena jatah shift, tidak seperti aku.
Kedekatan kami tak sebatas sahabat, tapi seperti keluarga
(Eka, Ibunya Eka, dan
Sedangkan Kantati, aku berkenalan dengannya saat sama2 menjadi mahasiswa konversi di UNRIKA, banyak kegiatan yang kami lakukan bersama. Project terbesar kami disana saat kami menerima tantangan untuk membuat semacam Opera dalam rangka mengisi acara Disnatalis Fakultas Ekonomi tahun 2013. Alhamdulillah misi kami berhasil. Kolaborasi kami dengan mahasiswa reguler berjaya di malam Puncak. Lokomotif (lakon anak ekonomi kreatif). Aku sebagai penulis skenario + sutradara, Tati sbg sutradara, menjadikan UK11 (Unrika Konversi Tahun 2011) menjadi angkatan yang berbeda dibanding angkatan konversi lainnya. Alhamdulillah...
Jika Eka kakak 14 hari buatku, Tati merupakan adek 2 tahun 2 hari bagiku.

Tidak cuma sebatas Aku dan Eka ataupun Aku dan Tati saja, tapi aku mencoba menyatukan teman dari berbagai momen, yang pada akhirnya kami bertiga menjadi lebih dekat satu sama lainnya. Aku tak lg harus bimbang disaat keduanya mengagendakan jalan pada waktu yang bersamaan, karena mereka pun bisa melebur seakan jauh sebelum aku mengenalkan, mereka sudah berteman lebih dulu.
Foto diambil di Pulau Kemaro Palembang, April 2013 saat Eka
liburan ke kampung halamanku

Selalu ada cara untuk "April Moment", mulai dari tuker-tukeran kado, saling traktir makan, sampe foto bareng distudio untuk mengabadikannya.
Ntahlah...apakah tahun ini kami bisa mengabadikan moment kami bersama, mengingat keberadaan kami yang tak lagi disatu kota. Tati di Jakarta, Eka di Batam, dan Aku sendiri terdampar di Pulau...
Berharap ada jalan agar pertengahan April ini aku bisa meluncur ke Batam untuk ikut merasakan, mendoakan sekaligus hadir di momen sakral saudara 14 hariku, tapi aku tak bisa menjanjikan apapun, karena cuti ku yang sudah habis saat aku sakit Maret kemaren.
Aku hanya bisa berharap, masih ada jalan untuk mewujudkan mimpi itu, sekaligus bisa menjadikan kado terindah untuknya dihari bahagianya. semoga Tuhan mendengar pintaku.
25 Juli 2015, mereka hadir dihari bahagiaku...



26 Juli 2015, bahagia bersama mereka...

Kamis, 30 Maret 2017

Berburu kuliner saat turun kota...

Tinggal d pulau dengan menu keterbatasan bahan pangan, khususnya klo lagi musim utara datang, hmm... alamat dilanda bosan dengan konsumsi makanan itu-itu aj. So, saat turun kota biasanya Aq berburu kuliner sesuai dengan selera, he he...
Ntah kenapa, kepulangan kali ini serasa pengen mengulang masa lalu, maklum saja, beberapa kuliner diantaranya nyaris sudah lama sekali tidak pernah dicicipi lg.
Mba Dian Fernanda pengen tau apa aj yg diburu? yuk Mari...

Sup Tulang
 1. Sup Tulang di RM. Cirebon Jl. Kartini Sekupang
Sebenernya terakhir kali kesini waktu masih kerja sebagai kru Pemantau Isi Siaran di KPID Kepri, sekitar tahun 2013. Rasany yg khas membuatku yg selama ini susah makan, alias makan dengan porsi kucing, ntah kenapa saat menyantap menu yg satu ini bisa membangkitkan selera makan, he he...

Es Krim
 2. Es Krim di DC Mall
Sebenernya yg namanya es krim mau mo bentuknya keq mana aj, ttp aja di lahap, tapi Karena penyajian yg unik dgn harga yg cukup murah, membuatku tergoda, padahal waktu itu lg kena sindrom malas makan, alhasil suami makan besar, Aq cukup puas dengan es krim yg tersaji.

Ayam Sambel Ijo Podomoro
 3. Ayam Sambel Ijo Podomoro Nagoya.
Nah... klo yang satu ini jadi menu wajib tiap turun kota, alias udah kecanduan, he he... cuma berhubung kali ini ada larangan makanan terlalu pedas, jadi diakali dengan menambahkan kecap manis biar rasanya ga pedas2 amat. sebenernya mereka punya beberapa cabang, tapi ttp aj yg selalu ditongkrongin yang di lokasi Nagoya dekat Dana Graha, ataupun yg di batuaji klo pas darurat udah pengen makan banget, tapi ga bisa ke nagoya.

4. Ayam Bakar Taliwang dibelakang Telkom Pelita
Sayangnya saking semangatnya menyantap kuliner yang disajikan, aq sample lupa fotoin, udah licin... baru keinget klo ni menu lupa di dokumentasi.
ada stori, saat pulkam k kampung halaman (dulu sih judulny mo pulang abis, kagak taunya udah keminum air batam jadi balek lagilah...), pas pengen banget makan menu yg satu ini, sample bela2in minta dikirimi waktu kakak pulkam. ga taunya Karena si kakak buru2 ke gate mo masuk pesawat, si ayam taliwang malah ketinggalan di ruang tunggu, emg blm rezeki kali ya...

Kwetiau Seafood Goreng
5.KwetiauGoreng Sebenerny klo yg satu ini menu yg gampang dicari, dimana2 pasti ada, cuma pas pulang kali ini pengen bgt makan di kedai kopi yg disamping aviari plaza. jaman kuliah sering banget mampir kesini, alhamdulillah... meski terakhir coba sekitar tahun 2010, ternyata rasany g berubah, emg si koko bener2 jaga rasa.

yoghurt n donat jco
6. Yoghurt n Donat Jco
ntah karena lg ngidam, ago emg udah lama g ngerasain, jadiny pas turun kota pgn bgt nyobain lg.
Pas pengen, pas pula ada yg ngasih traktiran, klop bgt kan...
udah d jemput d pelabuhan punggur, eh langsg pula d ajak mampir k Kepri Mall, dgn alasan perbaikan gizi gegara drop kmrn, emg baek betul sikawan... top bgt dah...
padahal kami dah lama bgt pisah tempat kerja, dari 2010, tapi walopun bny bgt perbedaan, persaudaraan kami ttp jalan sample skrg.

yoghurt nya maknyuss...

7. Pempek Panggang from Palembang
nah... klo yg satu ni emg beneran faktor ngidam, ntah kenapa pgn bgt dsaat gini makan menu yg satu ini, Alhamdulillahnya punya sepupu pengertian, dibela2in beli n dipaketin ke batam, meskipun klo difikir lebih mahal ongkir dibanding ama harga pempeknya. 25 biji hap..hap lgsg ludes sekali hadap, tapi ga dimakan sendirian koq... pi bareng ama sodara n ponakan drumah.
yang namany pempek, ga kn ad kenal istilah bosen... mo tiap hari juga gpp.

sekian dlu ya teman...
smg nanti bisa berbagi cerita lg ttg hal-hal lainnya...
jgn lupa tinggalkan jejak dsini, biar blogny bisa lebih baik lg, salam...

Selasa, 21 Maret 2017

Reuni Akbar SMA N 15 Palembang, temu kgn dgn Guruku...

Sabtu pagi, 9 Juli 2016 aku menyusuri jalanan kota kelahiranku, cukup lengang hari ni, Palembang bisa dibilang bebas dari kemacetan, momen yang cukup langka. Mungkin karena masih suasana lebaran, sebagian orang masih bermalas-malasan untuk keluar rumah, karena masih kangen kumpul bareng keluarga.
"Apapun warnamu sekarang, dulu kita hanya putih abu-abu" adalah tema yang diusung panitia Reuni Akbar SMU Negeri 15 Palembang class of 1993-2015 (ni dari angkatan pertama loh... bisa bayangin kan dah berapa lama mereka kagak jumpa, he he...).
Aq antusias banget untuk bisa hadir di acara ini, selaen berharap bisa temu kangen sama teman-teman 😊, jg penasaran pengen jumpa dengan guru-guru terkasih, apa kabar mereka?
Ternyata harapanku tidak sepenuhnya terwujud, tak banyak teman-teman satu angkatan yang bisa hadir, walaupun sebelumnya di group kami sibuk membahas masalah reuni. Ada beberapa kendala, mulai dari yang udah terlanjur beli ticket kembali ke tempat perantauan, ada yang masih kumpul keluarga, ada yang silaturahmi dengan teman-teman kuliah, dan berbagai alasan lainnya. Belakangan Aq baru mengetahui pasca acara digelar, ada alasan yg mungkin tidak terfikirkan oleh pihak penyelenggara, bahwa kemampuan financial alumni berbeda-beda, mungkin sebagian yg berkecukupan ataupun yg sukses perjalanan karirnya, bukan masalah penting jika harus merogoh sejumlah uang, tapi gimana dgn teman-teman yang keuangannya pas-pasan?
So, menurutku beberapa hal yang perlu diperhatikan kalo kita ditunjuk sebagai panitia reuni antara lain :

  • Tujuan reuni adalah untuk silaturahmi, jadi ga perlu mentargetkan diadakan d ballroom hotel ternama dengan anggaran biaya yg cukup tinggi, sehingga semacam ada pembatasan siapa yg bisa hadir siapa yang ga.
  • reuni pun bisa diadakan disekolah, mungkin kenangan-kenangan lama akan berlompatan keluar lg dalam ingatan, tentang apa saja yang kita lakukan semasa masih anak sekolahan
  • reuni juga bisa dijadikan ajang bakti sosial, ga semua org setelah lulus sekolah kehidupannya sukses seperti apa yg menjadi impiannya semasa sekolah, nah...lewat reunian Dana yg terkumpul bisa sebagian digunakan untuk mereka yg membutuhkan, bisa saja sebagao modal usaha buat mereka menjadi lebih baik lg kedepannya.
Bang Uma sendiri ada tips yang no dibagi seputar reuni?


With Genta, ketua OSIS angkatan kami 

Ticket Reuni Akbar

Narsis dulu buat kenang-kenangan

With Bunda Nurhayati, guru matematika

Foto bersama 

Rabu, 15 Maret 2017

Anambas dan serba serbi transportasinya...



Menjejakkan langkah ke Kepulauan Anambas, tentu jadi salah satu tujuan wisata yang ingin dikunjungi para pencinta Alam, termasuk teman-teman di Komunitas Blogger Kepri. Beberapa diantaranya sudah menorehkan catatan tentang pengalaman menjelajah wisata alam di Kepulauan Anambas dalam blog masing-masing, namun ada juga yang masih penasaran karena belum ada kesempatan berkunjung kesana (yang sabar eaa teman...)
Tarempa dari atas Bukit (foto by https://2.bp.blogspot.com)

Akupun tak pernah bermimpi bisa menjejakkan langkah, apalagi sampai hijrah ke Tarempa, Kepulauan Anambas (bekerja dan menemukan jodoh disana...^_^).

Kepulauan Anambas merupakan kabupaten yang terletak di ujung utara Pulau Sumatera. Berbatasan langsung dengan Malaysia, Filipina, Vietnam dan Singapura. Tepatnya di Laut Cina Selatan. Dalam Versi CNN, Anambas gugusan kepulauan tropis terbaik di Asia. Pulau yang kaya dengan aneka ragam terumbu karang yang masih alami dan tidak ditemukan di laut manapun. Surga bahari...karena bertabur pesona ikan napoleon dan biota laut lainnya. Tak salah jika menjadi gugusan pulau eksotis dambaan para turis.

Banyak jalan menuju Roma... begitu juga transportasi Anambas. Teman-teman bisa memilih sesuai dengan ketersediaan waktu dan budget dana yang disediakan. Mau lewat Tanjungpinang atau langsung dari Batam, lewat laut atau udara, asal jangan nekat lewat darat aj ya fren...kapan mo nyampe soalnya, hehe....

Beberapa pilihan transportasinya antara lain :
1. Kapal Feri Via Tanjungpinang


Feri VOC Batavia akan menyandar di Pelabuhan Pemda di Letung
Feri Tanjungpinang - Tarempa biasanya beroperasi setiap hari Senin-Rabu-Jumat sedangkan dari Tarempa - Tanjungpinang dijadwalkan setiap hari Selasa-Kamis-Sabtu. Namun jadwal tersebut sewaktu-waktu bisa berubah, bisa karena kapal lagi dalam perbaikan, jumlah penumpang tidak sesuai dengan biaya operasi, ataupun tidak mendapatkan ijin dari Syahbandar untuk beroperasi dikarenakan laut tidak bersahabat untuk diarungi.
Pihak CV. Rempang mempunyai 3unit Kapal Feri yang biasanya dioperasikan untuk melayani rute Tanjungpinang - Tarempa - Tanjungpinang, Feri VOC Batavia, Feri Seven Star dan Feri Trans Nusa. Feri mana yang bertugas tergantung jumlah penumpang dan sikon cuaca di lautan.
Jika teman-teman memilih transportasi ini, kalian harus berada di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang sebelum jam 07.00 WIB, karena feri akan berlayar pas jam 07.00 (ontime loh...), jadi buat kalian yang berada di luar Tanjungpinang mau ga mau harus bermalam menikmati keindahan kota gurindam tersebut. Perjalanan Tanjungpinang - Tarempa akan ditempuh lebih kurang selama 9 jam dalam keadaan cuaca normal, jika dikondisi tertentu bisa juga 10 sampai 11 jam. Dalam perjalanannya, feri tersebut akan singgah sebentar di Pelabuhan Letung untuk turun naek penumpang tujuan Letung. Saat singgah di Letung, bagi teman-teman yang tidak membawa bekal makanan, bisa membeli disini, banyak pilihan yang disiapkan oleh pedagang, mulai dari nasi sotong masak itam, nasi sotong cabe merah, nasi ayam/ikan bakar. nasi ikan manyuk cabe ijo, juga cemilan seperti kerupuk atom, keripik pisang, kerupuk ikan mentah, jagung rebus, juga minuman yang sudah dibekukan, ga usah kawatir deh perut bakal kelaparan, hehe... Jika teman-teman memilih transportasi ini, dana yang harus disiapkan untuk tiket lebih kurang sebesar Rp. 450.000,-
Kapal VOC sedang menurunkan penumpang yang turun di Letung



Kalo udah ga dapet tempat lagi di dalam, apa boleh buat lah..

2. KM. Bukit Raya
KM Bukit Raya melayani tujuan Tanjungpinang - Tarempa 2 minggu sekali. Kapal ini berlayar dari Pelabuhan Kijang dengan menempuh perjalanan sekitar 17 Jam atau lebih. Biaya tiket yang dikeluarkan pun lumayan murah, lebih kurang sekitar Rp.170.000an (Kijang - Tarempa) dan Rp. 180.000an (Tarempa - Kijang) untuk penumpang kelas Ekonomi.
Jika di feri teman-teman hanya bisa duduk sepanjang perjalanan, tidak demikian dengan KM. Bukit Raya, disini disiapkan matras di tiap-tiap deknya. hanya saja karena di tiket tidak tertera nomor seatnya, jadi kalian sendirilah yang harus aktif mencari tempat ternyaman. Jika sedang arus libur sekolah atau lebaran atau saat transportasi lainnya tidak beroperasi, tidak menutup kemungkinan kalian harus rela tidur di emperan geladak kapal  mencari jika tidak sigap mencari tempat.
KM Bukit Raya menyediakan fasilitas seperti Musholla, Bioskop Mini, Kantin, Klinik Kesehatan dan fasilitas lainnya. Sepanjang perjalanan juga kalian bakal jumpa pedagang keliling yang menawarkan berbagai macam dagangan, mulai dari buah, makanan, minuman, kain pantai dan masih banyak lainnya.
Satu hal yang membuat perjalanan ini lebih berwarna menurut saya, karena tidak bisa berlabuh di dermaga di Letung, karena banyak karang dan airnya dangkal, Kapal labuh jangkar ditengah laut, jadi penumpang dari dan atau ke Letung turun ditengah laut, ada perasaan kagum bercampur takut
Arus penumpang turun naik ditengah laut
 melihat keberanian mereka "transaksi" ditengah laut. Penasaran buat ngeliat langsung guys???
Kapal Pompong yang membawa penumpang dari / ke Letung
Kapal Pompong yang membawa penumpang dari / ke Letung


3. KM. Sabuk Nusantara 39
KM Sabuk Nusantara, merupakan Transportasi termurah yang pernah saya jalani selama bolak balik ke Anambas. Benar kata pepatah, ada rupa ada harga... jika kalian memilih transportasi ini, kalian harus siap mengarungi lautan sekitar 27jam atau lebih, memang sih... biaya yang dibutuhkan untuk kelas ekonomi tidak sampai Rp. 50.000,- untuk kelas 2 sekitar Rp.100.000-150.000 (1 kamar utk 8 orang) dan kelas 1 sekitar Rp. 200.000 (1 kamar untuk 2 orang), angka pastinya saya lupa, karena terakhir memanfaatkan transportasi ini pada akhir tahun 2014. 
Klo KM Bukit Raya labuh jangkar di tengah laut, Kapal Feri di Dermaga Berhala Kelurahan Letung, KM Sabuk Nusantara singgahnya di Desa Kuala Maras, Kecamatan Jemaja Timur.  Lebih kurang sekitar 30-60 menit KM Sabuk Nusantara nyandar disini. Teman-teman bisa turun untuk sekadar mengisi perut ataupun sekadar menikmati pemandangan disini. Ada beberapa lapak / kedai yang menjual minuman panas / dingin, bakso ikan, soto, juga nasi.
Singgah sekejap di Pelabuhan Kuala Maras
Suasana di kamar kelas 2
Dermaga Kuala Maras
Eksis dulu with my sista
4. Kapal Feri Via Batam
Feri Batam - Tarempa yang dinamakan Blue Sea Jet 1 melayani rute Batam - Tarempa - Batam 3 kali seminggu. Setiap hari Selasa-Kamis-Sabtu tujuan Batam - Tarempa jam 09.00WIB dari Pelabuhan Punggur, sedangkan tujuan Tarempa - Batam setiap hari Rabu-Jumat-Minggu jam 07.30WIB dari Pelabuhan Tarempa. Waktu tempuh Blue Sea Jet1 sekitar 8 jam.
Blue Sea Jet 1 yang mempunyai kapasitas penumpang lebih banyak dibanding feri dari Tanjungpinang, juga dilengkapi dengan ruang khusus untuk orang sakit, toilet yang nyaman, juga ada beberapa pilihan kelas. Untuk kelas ekonomi sendiri dibandrol Rp.540.000,-

5. Pesawat 
Jika transportasi yang di atas bisa langsung tiba di Tarempa, berbeda halnya dengan pesawat. Hal itu dikarenakan pendaratannya masih menumpang di Bandara milik Perusahaan Conoco Philip. Pesawat jet poker yang hanya bermuatan sekitar 30 orang, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 10 menit. Jadwal penerbangannya hanya 2 kali seminggu, yaitu setiap hari Senin dan Sabtu dengan harga tiket Rp. 1.250.000,-
Jika ingin sampai ke Tarempa, dari Bandara teman-teman naik taksi (mobil pribadi yang dijadikan taksi) sekitar 15 menit dengan membayar Rp. 50.000/orang, kalian akan diantar ke dermaga Speedboat. Tiba di dermaga speedboat sudah siap mengantarkan teman-teman ke Tarempa. Waktu tempuh Matak-Tarempa sekitar 30 menit. untuk ongkos speednya sendiri tergantung jumlah penumpang, jika full terisi, akan dikenakan biaya Rp. 50.000/orang, tapi jika tidak, maka sewa speed akan ditanggung sesuai jumlah orang yang ada (misal sewa 1 speed 350.000 cuma terisi orang 4, maka sejumlah 350.000 itulah dibagi 4 orang tersebut).

Sayangnya untuk Gambar Blue Sea Jet1 dan Pesawatnya ga ada karena HP rusak dan terpaksa diprogram ulang dan saya harus merelakan kehilangan semua data yang ada.
Klo Chotijah Choty sendiri lebih nyaman dengan transportasi yang mana?
Salam dari Tarempa...ditunggu kunjungannya kesana...

Rabu, 08 Maret 2017

Rumah Miniatur Golden Prawn... Miniatur Nusantara di Kepri..



Beberapa waktu lalu tepatnya 5 Oktober 2016, pemilik akun www.journaleka.com membawaku mengunjungi tempat wisata yang ada di daerah Bengkong Batam Kepulauan Riau, sebagai upaya untuk menjamu sekaligus menghiburku saat aku "turun kota".
Bermodalkan petunjuk dan arahan dari teman-teman blogger seperti asad, eka handa, dan zack kami pun meluncur ke TKP ditemani si blue beat, soulmate setianya Eka DP.

Narsis dulu di Pintu Masuk ^-^
Bagiku yang sudah lama tidak menempuh perjalanan jauh dengan mengendarai motor/mobil, duduk lama membuatku merasa jengah, hehe...maklum saja... di pulau nun jauh disana, perjalanan yang kutempuh hanya rumah kontrakan - kantor yang hanya memakan waktu 10-15 menit saja. Bedanya hanya tekstur jalan yang terjal, tanjakan yang curam, ataupun liku belokan yang cukup menantang adrenalin, khususnya bagi ku yg sejauh ini tetap tidak mempunyai keberanian untuk mengendarai sendiri. (tuhkan... ngelantur deh jadinya malah nyeritain suasana pulau...wkwkwk...)

Kembali ke Laptop...
Batam Miniature House Indonesia terdiri dari 33 Rumah Adat dalam versi mini, menurut informasi dari beberapa sumber sih, seluruh rumah adat disini terbuat dari semen dengan tinggi sekitar 1,5m, dengan luas keseluruhan taman sekitar 40m x 60m. Taman 
Batam Miniature House Indonesia ini termasuk dalam kawasan wisata Golden Prawn.

Tuh kan...asal mau menjelajah...banyak koq tempat-tempat wisata yang bisa kita kunjungi...
pasang senyum manis di Miniatur Rumah Adat Bali

Khusus yang pic yang disamping, ada sedikit rasa ga puas liat hasil karya Ruma Miniatur Provinsi Sumatera Selatan, harap maklum... karena asal muasal saya dari sana, jadi saya tau persis klo rumah adat tersebut adalah Rumah Limas, yaitu rumah yang berbentuk panggung, jikalau ada rumah adat kedua (Rumah Rakit) yang diproklamirkan sebagai rumah adat asli Sumsel, bentuknya pun tetep ga sama dengan yang ada disebelah,,, tapi apapun bentuknya, yang pasti si pengelola n yang ngebangun rumah disamping sudah berusaha keras buat menghasilkan karya disebelah...ane aj kagak bisa buatnya, hehe...

Jangan pernah lelah menjejakkan langkah menyusuri tempat-tempat baru yang belum pernah kamu singgahi... banyak pembelajaran bisa didapat, baik yang tersurat maupun yang tersirat, iy kan mba Sri Murni?