Laman

Senin, 01 Oktober 2018

Niat belikan mainan...malah ditipu belanja online


Setiap orang tua pasti ingin membahagiakan anaknya, apalagi jika masih anak pertama. Itupun yang ingin aku lakukan, walau pada akhirnya justru mengecewakan anakku. Aku menjadi korban penipuan belanja online, sedih pastinya... namun semuanya proses pembelajaran bagiku agar lebih berhati-hati kedepannya.
Sejak anakku memasuki umur 9 (sembilan) bulan Dia banyak mendapat kado dan sejumlah uang dari keluarga besarku dan juga orang tua dan saudara angkatku. Alhamdulillah, banyak yang menyayanginya. Diantara semua hadiah itu, aku mendapat pesan khusus dari Mami dan Neneknya di Letung, “belikan apa yang Anakmu butuh dan dia suka”. Mendapat amanah itu, akupun terfikir untuk membelikan mobil aki.
, aku mulai melihat ketertarikannya terhadap stir mobil, ya mungkin emang dia lagi berada di fase serba ingin tahu. Saat genap usianya 1 (satu) tahun, Alhamdulillah rezeki dia luar biasa, meskipun tidak ada perayaan,
Dari hasil penelusuran toko mainan “nyata” dan “dunia maya”, aku mendapati perbedaan selisih harga yang cukup jauh, hampir 2 (dua) kali lipat, namanya juga emak-emak pasti tergiur dengan harga yang murah, apalagi variasi pilihannya lebih beragam. Alhasil akupun memutuskan untuk menghubungi si empunya @toko_mainan_berkah dan @toko_mobil_mainan_anak yang kebetulan satu owner. Berawal dari komen di IG, lanjut ke WA, akhirnya aku memutuskan untuk order Mobil Aki Remot Pliko merk Marcedez Benz AMG warna merah maron, sesuai keinginannya pas disuruh pilih dia bilang “abang” (abang artinya merah dalam bahasa palembang).
 Sudah jatuh ketimpa tangga, mungkin itulah peribahasa yang aku alami kemarin. 2 (dua) hari setelah aku order, aku mendapat telpon dari kakakku di Batam, ada petugas Bandara telpon dan menginformasikan kalau paket mobilan tersebut ditahan dibandara karena tidak ada surat pajaknya. Melihat kakakku panik dan ketakutan karena adanya ancaman bakal dipidanakan karena dianggap penadah barang blackmarket, akupun tidak bisa berfikir jernih, dalam kondisi panik aku mentransfer sejumlah uang lagi untuk biaya yang diminta mereka. Setelah proses sms banking berhasil, aku baru sadar, masa iya bisa proses dihari sabtu, bukannya kantor pemerintahan pada tutup? Akupun berusaha menghubungi salah satu kawan blogger, meskipun waktu itu aku ga berani transparan cerita apa yang sedang aku alami, tapi dahri percakapanku dengannya membuatku semakin yakin kalau kami sedang masuk dalam kejahatan sindikat penipuan. Aku kemudian meminta saudaraku untuk segera pergi ke bandara, untuk mengecek keberadaan barang yang dipesan, setelah itu dia pergi ke pos Bea Cukai yang ada disana.
Uang kami mungkin takkan pernah kembali, tapi setidaknya aku berusaha membantu konsumen lainnya untuk tidak membeli ditoko tersebut. Beberapa hari sempat aku posting di semua sosmed yang aku punya, agar masyarakat lain tidak terjebak dalam tipu daya mereka. Pembelajaran berharga untukku, untuk tidak mudah percaya, untuk tidak mengambil keputusan dalam kondisi yang tidak bisa berfikir jernih. Semoga tidak ada lagi yang jadi korban mereka.


Ini yang mengaku petugas Bea Cukai yang bertugas di Bandara Hang Nadim Batam

Ini Pemilik Toko Mainan Berkah, yang hidup dari hasil menipu