Laman

Kamis, 29 September 2016

Mepe Kasur, Tradisi Unik di Desa Wisata Osing Kemiren Banyuwangi


Desa Adat Osing Kemiren Banyuwangi,
Foto diambil dari trevelsia.com

Aktivitas harian yang cukup padat, baik rutinitas harian di rumah, ditambah lagi dengan kerjaan kantor yang menumpuk, seringkali membuat kita stress. Ada masanya kita perlu meluangkan waktu untuk berlibur, selain berehat sejenak dari seabrek kesibukan, liburan juga baik untuk ajang penyegaran, setidaknya melepas penat barang sekejap. Sebagai orang yang terlahir dan dibesarkan di Pulau Sumatera, ga ada salahnya kan saat saya liburan destinasi wisata yang dituju di belahan Indonesia lainnya, seperti Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi ataupun Papua. Karena Indonesia kaya akan tempat wisata lengkap dengan kulinernya.
Kota Banyuwangi bisa jadi salah satu destinasi yang dituju. Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur, dengan luas 5.782 km2. Karena letaknya di ujung timur Pulau Jawa, Banyuwangi menjadi kota transit bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Bali melalui Pelabuhan Ketapang. Dengan posisinya yang strategis banget, banyak tempat oke alias kece yang bisa kamu pantengin disana antara lain : Kawah Ijen, Pantai Plengkung (G-Land), Pantai Rajegwesi, Pantai Watu Dodol, Teluk Hijau (Green Bay), Pantai Pulau Merah, Air Terjun Kalibendo, Air Terjun Lider, Agrowisata Kali Klatak, Pemandian Taman Suruh.
Karena pengen  destinasi yang berbeda makanya saya pilih Cagar Budaya Desa Adat Osing Kemiren. Desa Kemiren dikenal karena memiliki berbagai keunikan mulai dari adat, tradisi, kesenian, kuliner serta pola hidup masyarakatnya yang masih menjaga tradisi sejak dulu. Ada tradisi unik saat liburan kesana pas bulan Dzulhijjah (Penanggalan Hijriyah), apalagi pas sepekan menjelang Hari Raya Idul Adha, ada satu moment dimana seluruh masyarakatkemiren mengeluarkan kasur untuk dijemur disepanjang jalan Desa Kemiren. Kasur - sebutan tempat tidur dalam bahasa Jawa - dengan corak dan warna yang sama yaitu hitam dibagian atas dan bawah dan merah dibagian tepinya. Kasur ini memiliki filosofi, warna merah melambangkan penolak balak sedangkan warna hitam melambangkan kelanggengan dalam rumah tangga. Menurut tetua adat setempat, tradisi mepe kasur ini dilakukan karena sumber segala penyakit berawal dari tempat tidur, sehingga tradisi tersebut dipercayai untuk mengusir segala macam penyakit. Mepe kasur termasuk dalam rangkaian tradisi tumpeng sewu ritual bersih desa.

Tradisi Mepe Kasur Desa Adat Osing Kemiren
Foto diambil dari banyuwangi.merdeka.com

Liburan ga usah bingung mikirin mo nginep dimana, karena disana ga punya teman , kerabat apalagi keluarga. Itu bukan masalah besar, karena jaman juga udah semakin canggih, iya kan..?? Lewat HP saya udah bisa reservasi online, Nyulik istilah jargon sih Life in your Hand klo anak muda jaman sekarang bilang. Lewat www.traveloka.com saya ga cuma bisa booking tiket pesawat, tapi juga pesen kamar hotel.Simple banget koq! cukup klik Login di Traveloka saya tinggal memilih Hotel yang sesuai budget kantong saya, juga dekat dengan lokasi tujuan wisata saya. Ga perlu ragu, karena selain bisa dapetin harga yang sesuai, kita juga disajikan informasi mulai dari kondisi kamar, fasilitas yang disediakan, tempat menarik terdekat dengan hotel, rating juga review dari tamu sebelumnya.Itu semua sangat membantu saya memilih tempat tinggal yang nyaman buat liburan.
Banyuwangi... wisata dalam negeri, rasa luar negeri.

Enjoy with Traveloka

6 komentar:

  1. Waaah, rumah desa adatnya keren ya yuk, tradisi jemur kasurnya juga unik, kasurnya seragam. Mau nabung dulu ah biar bisa pergi kesana ^-^.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hayokk... kesana pas menjelang idul adha aj, biar bisa nikmatin mepe kasur nya :)

      Hapus
  2. Banyuwangi main keren dan menarik ya!

    BalasHapus
  3. wahhh adat istiadat nya masih terjaga. unik keren dech pokoknya, yuk liburan ke Banyuwangi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hayoo... kumpulin duit lg, trus menjelajah bareng kita ^_^

      Hapus